Iklan
PENAACEH.COM- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menilai Uni Eropa plintat-plintut dalam memberikan sanksi Rusia menyusul invasi ke negara eks Uni Soviet itu.
Ia menganggap sejumlah negara lebih khawatir akan kerugian bisnis daripada kejahatan perang. Rumor soal sanksi baru telah muncul, namun Zelensky ragu mereka akan menerapkannya.
"Saya tak bisa memungkiri keraguan itu muncul setelah semua yang kami lalui di Ukraina dan semua yang telah dilakukan pasukan Rusia," kata Zelensky kepada parlemen Irlandia dikutip AFP, Rabu (6/4).
Ia kemudian menegaskan pihaknya masih harus meyakinkan Eropa untuk menjatuhkan sanksi sektor minyak dan gas Rusia.
""Kami masih perlu meyakinkan Eropa bahwa minyak Rusia tak bisa memberi makan mesin militer Rusia dengan sumber pendanaan baru," ucapnya.
Zelensky juga mengkritik para pemimpin negara dan pelaku bisnis yang hanya mementingkan ekonomi alih-alih turut menghentikan kejahatan perang.
"Hal yang kurang dari kami adalah pendekatan prinsip dari beberapa pemimpin politik dan bisnis yang masih berpikir perang dan kejahatan (Rusia) tidak separah kerugian finansial," tegas dia.
Uni Eropa disebut akan menjatuhkan sanksi baru dengan memangkas impor batu bara Rusia. Sementara itu, NATO dan menteri luar negeri G7 berkumpul di Brussels untuk mengambil sikap lebih lanjut terkait sanksi baru ini.
Beberapa negara Uni Eropa, terutama Jerman, enggan memukul semua ekspor energi Rusia dengan sanksi karena sektor energi negara itu cukup bergantung pada negeri beruang merah.
Sementara itu, Uni Eropa semakin tertekan menyusul laporan kematian massal warga sipil di Bucha dan tempat-tempat lain di Ukraina yang sebelumnya dikendalikan pasukan Rusia.
Blok itu harus memberlakukan sanksi minyak dan gas Rusia "cepat atau lambat", demikian menurut Kepala Dewan Eropa, Charles Michel, kepada anggota parlemen di Strasbourg.
Ukraina berada dalam gempuran Rusia sejak Presiden Vladimir Putin menginvasi negara tetangganya.
Pasukan Rusia gencar menyerang infrastruktur sipil di Ukraina termasuk di kota Mariupol. Warga di kota ini kesulitan dalam mengakses air, makanan dan obat-obatan.
Zelensky sampai-sampai mengatakan salju yang mencair di kota ini bahkan tak bisa digunakan orang sebagai air minum.
"Rusia belum meninggalkan rencana mereka. Mereka masih berusaha untuk menaklukkan dan menduduki semua orang Ukraina."
Rusia, lanjutnya, menggunakan "kelaparan sebagai senjata" melawan Ukraina.
"Negara yang melakukan ini tidak pantas berada di lingkaran negara beradab," kata Zelensky.
Sumber : CNNIndonesia.com