Iklan
Pesawat Qatar Airways (Google) |
Pesawat berbadan lebar, Boeing 787-8 Dreamliner, milik maskapai Qatar Airways mendarat di Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Sumatera Utara. Penerbangan ini merupakan pendaratan pertama pesawat Qatar Airways di Bandar Udara yang diberi kode IATA, KNO ini.
Dari laman resmi maskapai berlogo hewan Oryx atau Antelope ini disampaikan bahwa penerbangan Doha (DOH) ke Kuala Namu (KNO) dilakukan sebanyak 3 kali seminggu. Ini merupakan peningkatan konektivitas udara yang signifikan bagi Sumatera Utara dan daerah sekitar, terutama untuk destinasi super prioritas Danau Toba. Apalagi Bandara Internasional Hamad di Doha merupakan hub dari 170 destinasi lainnya, sehingga memudahkan penumpang dari 170 destinasi tersebut mencapai Sumatera Utara.
Rute penerbangan ini juga memberi berkah kepada Aceh, termasuk Aceh Singkil. Qatar yang merupakan negara paling kaya di dunia dan penduduknya adalah muslim tentunya merupakan peluang bagi pengembangan pariwisata, perdagangan dan investasi di Aceh Singkil dan kabupaten/kota lainnya di Aceh.
Tahun 2024 ini serasa mempunyai momentum bagi Aceh Singkil. Kementerian Perhubungan menyediakan penerbangan perintis dari Kuala Namu ke Bandar Udara Hamzah Fansuri Aceh Singkil, yang memiliki kode IATA; SKL. Bagi Pelancong dari Qatar untuk mencapai destinasi wisata unggulan di Aceh Singkil, seperti Pulau Banyak dan Palambak Besar, hanya berjarak selemparan batu lagi. 45 menit penerbangan.
Untuk mewujudkan kesempatan dan peluang ini, ada beberapa conditioning yang perlu dilakukan. Pertama, peningkatan promosi pariwisata Aceh Singkil di Bandara Udara Kuala Namu. Kuala Namu sebagai entry point bagi penumpang Qatar Airways adalah tempat strategis bagi promosi. Penumpang yang merasa lelah dan bosan di dalam pesawat selama 6 jam, langsung disuguhkan pemandangan indah dan tenang dari perairan, pantai dan pulau yang biru, putih dan hijau nan asri. Serasa surga bagi pelancong timur tengah. Promosi ini akan melecutkan keinginan mereka untuk berkunjung. Promosi ini lebih efektif berbentuk poster, baliho atau backdrop di dalam terminal kedatangan.
Kedua, penyediaan travel agent untuk Destinasi Aceh Singkil di Bandara Kuala Namu. Travel Agent dapat menawarkan paket wisata dan memberikan informasi lebih detail tentang destinasi, atraksi, aksesibilitas dan amenitas serta biaya yang diperlukan bagi pelancong untuk liburan di Aceh Singkil.
Ketiga, sarana transportasi ke Pulau Banyak yang nyaman. Penumpang Qatar Airways merupakan pelancong berkelas yang mensyaratkan kenyamanan dalam berpergian. Setelah mendarat di Singkil dengan menggunakan pesawat perintis, tantangan selanjutnya adalah bagaimana mencapai Pulau Banyak.
Selama ini, transportasi umum yang paling populer digunakan adalah Kapal Ferry RoRo Aceh Hebat 3 dan kapal kayu yang mungkin tidak representatif bagi segmen wisatawan diatas. Karena itu aset sarana trasnportasi milik Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, seperti Speedboat Singkil 1, Singkil 2 bahkan Singkil 3 perlu dikomersilkan atau dimanfaatkan sebagai sarana transportasi charter, yang lebih nyaman bagi wisatawan. Wisatawan nyaman, pemerintah tambah pendapatan. Lokasi penjemputan dapat dilakukan di Danau Anak Laut yang lebih dekat dengan bandara dan tidak harus bergantung pada pasang surut akibat pendangkalan muara.
Terakhir, keramahtamahan masyarakat dan pelaku wisata. Kenangan yang baik selama berwisata akan menjadi alat promosi mouth-to-mouth atau mulut ke mulut yang efektif untuk lebih banyak lagi wisatawan datang ke Aceh Singkil. Begitu juga keramahtamahan, kebersihan, kepastian harga serta kenyamanan pelancong akan membangun citra dan pesona Aceh Singkil dan tersebar di seluruh dunia.
Kehadiran pelancong mungkin akan memulai siklus ekonomi yang lebih baik lagi. Kunjungan wisata akan meningkatkan load factor pesawat perintis. Ia mengekalkan kehadiran pesawat perintis hinga dapat naik kelas menjadi penerbangan komersial. Kunjungan wisatawan akan menambah produktifitas sektor akomodasi dan restoran yang berarti pendapatan daerah melalui pajak hotel dan restoran juga akan bertambah.
Tourism, Trade and Investment atau sering disingkat dengan TTI adalah transmisi atau rentetan kegiatan yang membawa keberkahan ekonomi sebuah daerah. Dimulai dari keindahan alam dan keramahtamahan masyarakat yang menarik para pelancong datang dan melihat potensi. Kemudian meningkat menjadi aktivitas perdagangan hingga investasi. Bukan tidak mungkin investasi Uni Emirat Arab yang lalu dan tidak kunjung hadir, pada waktunya akan digantikan dengan investasi dari pelancong Qatar yang terpikat oleh kebatuahan Negeri Syaikh Abdurrauf As-Singkili hingga pada gilirannya membawa kemakmuran bagi Aceh Singkil. Wallahua’lam bishhawab.
Penulis:
Marthunis S.T., D.E.A ( Kepala DPMPTSP Aceh., Mantan Pj Bupati Aceh Singkil 2022 - 2023)