Iklan

Sabtu, 20 Juli 2024, 13.22.00 WIB
ACEH SINGKILCSREKONOMIKERAJINAN

PT Nafasindo Latih Pengrajin Pandan Duri di Aceh Singkil

Iklan


ACEH SINGKIL - Kerajinan berbahan dasar daun pandan duri, yang dapat dijadikan berbagai macam produk seni seperti tas, tikar, dan dompet, berpotensi menjadi produk unggulan masyarakat Kabupaten Aceh Singkil.


Daun pandan duri, yang digunakan sebagai bahan baku anyaman tikar, banyak tumbuh di daerah ini dan dapat diambil secara cuma-cuma.


Meskipun kerajinan anyaman daun pandan duri telah banyak di berbagai daerah, seni motif anyaman yang ditonjolkan sesuai kultur budaya daerah setempat membuatnya unik.


Kerajinan ini menawarkan peluang usaha yang menjanjikan bagi masyarakat sekitar, dengan modal usaha yang tidak besar, bahan baku gratis dan mudah diperoleh, serta dapat dikerjakan di waktu luang dengan keuntungan yang cukup menjanjikan.


Merespon peluang usaha ini, PT Nafasindo melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) bersama Wildlife Conservation Society (WCS) mengadakan pelatihan anyaman daun pandan duri bagi warga pengrajin di Desa Ujung Bawang, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil. Pelatihan ini digelar sejak 18 hingga 20 Juli 2024.


Kegiatan yang diikuti kalangan ibu-ibu ini mengangkat tema "Kelompok Perempuan Pengrajin Anyaman Pandan Duri atau Kegiatan Alternatif Mata Pencarian."


"Peserta pelatihan yang terbagi dalam enam kelompok menerima bahan-bahan perlengkapan dan peralatan," kata Senior Manager PT Nafasindo Regional Aceh Singkil, Iskandar, Sabtu (20/7/2024).





Materi yang disampaikan meliputi pengenalan bahan baku sebagai dasar produk tiga dimensi, teknik pewarnaan, hingga praktek cara membentuk pola produk tiga dimensi.


"Dengan pembekalan teknis ini, nantinya akan dihasilkan produk seperti tikar pandan warna dimensi, tempat tisu, dompet, dan lain sebagainya," ujar Iskandar.


Ia berharap kerajinan anyaman tikar ini dapat berkembang dan menjadi produk suvenir khas Aceh Singkil, serta mampu menambah penghasilan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.


"Kami berpesan agar materi yang diajarkan dalam pelatihan ini dapat diserap dengan baik, sehingga berdampak positif bagi pengrajin dan lingkungan sekitar serta menjaga kelestariannya," pesan Iskandar.


Sementara itu, Ketua Kelompok Pengrajin Anyaman Pandan Duri, Aras Midah, mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat.


"Hari pertama pelatihan, beberapa peserta sudah memahami teknik pewarnaan yang beragam, yang sebelumnya hanya menggunakan warna asli pandan alami. Tentu ini sangat bermanfaat bagi kami," kata Aras Midah.


Sejumlah stakeholder hadir dalam kegiatan ini, di antaranya Disperindagkop dan UKM Aceh Singkil, Kepala Desa Ujung Bawang, Babinsa, hingga perwakilan BKSDA Aceh dan pendamping desa.


Pelatihan ini juga mendatangkan pelatih profesional, Mainiar dari Pidie Jaya, serta narasumber yang menyampaikan tentang NKT di PT Nafasindo, Kiki Agus Susanto, S.Hut, dan Munira Nur Washila dari BKSDA Aceh. (Arman)

Close Tutup Iklan