Iklan
Siswa menerobos kepungan banjir demi mengikuti pelajaran di sekolah. |
Aceh Singkil – Banjir yang kembali melanda Desa Rantau Gedang tidak memadamkan semangat para guru dan siswa di UPTD SPF SDN Rantau Gedang untuk terus belajar. Meski sebagian besar sekolah terendam, proses belajar mengajar (PBM) tetap berlangsung meski dalam keterbatasan. Hanya dua ruang kelas yang dapat digunakan untuk siswa kelas 4, 5, dan 6, itupun tidak seefektif biasanya.
Kepala Sekolah UPTD SPF SDN Rantau Gedang, Suharji, S.Pd., menjelaskan bahwa kondisi PBM belum maksimal. "Sebagian siswa basah ketika tiba di sekolah karena harus naik perahu melawan arus sungai yang deras. Tingkat kehadiran siswa hanya 20 persen dari total 94 siswa, dan yang terlibat dalam mengajar hanya wali kelas," ujar Suharji, Kamis (17/10/2024).
Tantangan besar yang dihadapi guru dan siswa adalah akses menuju sekolah, yang sangat berisiko. Mereka harus melawan arus sungai karena jalan darat sudah terendam banjir. Kondisi ini juga menimbulkan kekhawatiran para orang tua, sehingga sebagian memilih meliburkan anaknya.
"Selain tantangan akses yang berbahaya, kondisi sekolah kami setiap tahunnya menjadi langganan banjir. Kami berharap pemerintah daerah bisa menyediakan transportasi yang aman bagi guru dan siswa, serta meninggikan bangunan sekolah agar tidak terus terendam banjir," ungkap Suharji.
Meski menghadapi banyak kendala, semangat guru dan siswa di SDN Rantau Gedang tetap kuat. Mereka terus berusaha menjalankan proses pendidikan di tengah tantangan alam. Harapan Suharji, dengan perhatian lebih dari pemerintah daerah, sekolah ini dapat beroperasi lebih optimal dan aman, meskipun di tengah kondisi banjir yang berulang.