Iklan

Minggu, 20 Oktober 2024, 18.30.00 WIB
ACEH SINGKILADVBUDAYADinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh SingkilGSMSSENI

Peran GSMS dalam Pelestarian Warisan Budaya Tak Benda

Iklan
Peserta menampilkan tari dampeng  


Aceh Singkil - Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) tak hanya sekadar program seni, tetapi memiliki potensi besar dalam menjaga warisan budaya tak benda di Indonesia. Ahmadi, salah satu penggerak program ini, menekankan pentingnya peran GSMS dalam melestarikan budaya lokal melalui seni yang diajarkan dan dipentaskan oleh siswa-siswi.


"GSMS bukan hanya panggung bagi siswa, tetapi juga untuk seniman menunjukkan karya mereka," ungkap Ahmadi, Sabtu(19/10/24). Program ini telah berjalan sejak 2017 dan mencakup 33 provinsi dengan melibatkan 6.500 sekolah. Tahun ini, program ini telah menarik partisipasi 920 seniman dan 1.920 siswa, semua didukung oleh Direktorat Kebudayaan.


Ahmadi menambahkan bahwa dukungan dari pemerintah daerah sangat diperlukan agar ekosistem budaya tetap terjaga dan terus berkembang. "Tanpa adanya dukungan dari daerah, pelestarian budaya dapat terhambat," ujarnya. Ia berharap GSMS dapat menjadi jembatan antara seni tradisional dan generasi muda.


Selain menjadi wadah bagi siswa, GSMS juga merupakan sarana bagi para seniman untuk mempresentasikan karya mereka kepada masyarakat luas. Hal ini diharapkan dapat memupuk minat generasi muda terhadap budaya dan seni lokal, serta mendorong pelestarian budaya di daerah masing-masing.


Salah satu contohnya adalah tari dampeng yang berhasil dipertunjukkan dalam salah satu sesi GSMS, di mana keindahan gerakan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya mendapat apresiasi tinggi dari para penonton. "Dari penampilan yang kami saksikan, rata-rata sangat bagus, termasuk tari dampeng," puji Ahmadi.


GSMS bukan hanya soal mengasah keterampilan seni, tetapi juga tentang membangun kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya tak benda, yang merupakan warisan tak ternilai bagi generasi masa depan.

Close Tutup Iklan