Iklan
Aceh Singkil – UPTD SPF SMP Negeri 1 Gunung Meriah menjadi saksi semangat para pendidik dalam Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 11, yang dirangkaikan dengan Festival Panen Karya, Minggu (8/12/2024). Acara ini tidak hanya mempertemukan para guru, tetapi juga menjadi momentum penting untuk mengukuhkan peran guru penggerak sebagai agen perubahan di dunia pendidikan.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Balai Guru Penggerak (BGP) Aceh, Kacab Dinas Pendidikan Aceh, Asisten II Setdakab Aceh Singkil, Plt Kadisdikbud Aceh Singkil, serta ratusan tenaga pendidik dan kepala sekolah se-Kabupaten Aceh Singkil.
Pelaksanaan Program Guru Penggerak yang Berkesinambungan
Dalam sambutannya, Supriati, perwakilan dari BGP Aceh, menekankan pentingnya kesinambungan program meskipun terjadi perubahan di tingkat kementerian. "Lokakarya ini menjadi puncak dari serangkaian pelatihan yang bertujuan meningkatkan kompetensi guru. Di Aceh, program ini telah melibatkan lebih dari 1.500 peserta dari 23 kabupaten, termasuk Aceh Singkil yang mendapat apresiasi khusus," ujarnya.
Ia juga berharap para guru dari Angkatan 10 dan 11 dapat berbagi pengalaman serta berkontribusi lebih besar untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya melalui implementasi Kurikulum Merdeka dan pengembangan budaya belajar yang inovatif.
Dukungan Pemerintah Daerah untuk Pendidikan Inklusif
Asisten II Setdakab Aceh Singkil, Faisal, menggarisbawahi perlunya peningkatan kualitas pendidikan, khususnya dalam mempersiapkan guru yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. "Guru harus mampu menggunakan teknologi sebagai alat pembelajaran kreatif. Kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua juga menjadi kunci keberhasilan pendidikan," jelasnya.
Faisal menegaskan bahwa pemerintah daerah terus berkomitmen untuk mendukung sarana dan prasarana pendidikan demi mewujudkan pendidikan yang berdaya saing di tingkat nasional.
Karya Guru Penggerak sebagai Inspirasi
Plt Kadisdikbud Aceh Singkil, Sugiarto, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia berharap para guru penggerak dapat terus menjadi motor penggerak perubahan. "Guru penggerak diharapkan memberikan dampak besar di dunia pendidikan, khususnya di Aceh Singkil. Semoga kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda rutin," ujarnya.
Selain lokakarya, Festival Panen Karya menjadi sorotan dengan berbagai stand pameran yang menampilkan hasil karya inovatif dari guru-guru penggerak. Dari media pembelajaran kreatif hingga produk berbasis lokal, pameran ini menunjukkan dedikasi para guru dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna.
Acara dibuka dengan pertunjukan tarian tradisional dari pelajar UPTD SPF SMP Negeri 1 Gunung Meriah, menambahkan nuansa kearifan lokal yang memperkuat identitas budaya daerah. Hal ini menunjukkan integrasi pendidikan karakter berbasis budaya dalam setiap kegiatan pendidikan.